Pages

Apa yang Harus Dibicarakan Saat Kencan Pertama?

ANDA mengenalnya lewat seorang teman. Setelah terlibat dalam perbincangan yang mengasyikkan, kalian memutuskan untuk kembali bertemu.

Kali ini untuk berkencan. Tapi istilah ‘kencan pertama’ terlalu menyeramkan bagi Anda.

Bagaimana jika Anda kehabisan bahan obrolan, lalu waktu kencan dihabiskan dengan saling diam, dan dia memandang Anda sebagai orang yang membosankan?

Agar kencan pertama tak berakhir buruk, simak tips berikut ini.

1. Tunjukkan rasa percaya diri lewat bahasa tubuh

Bagi banyak orang, kencan pertama menjadi saat-saat paling menegangkan, karena Anda tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi apapun respon yang Anda terima dari si dia, pertahankan ketenangan dan rasa percaya diri Anda lewat bahasa tubuh.

Cara pertama, pertahankan eye contact selama perbincangan berlangsung. Tapi Anda juga harus ingat, menjaga kontak mata berbeda dengan memelototinya tajam-tajam. Tatap dengan lembut, hindari memandang ke arah lain saat si dia berbicara dengan Anda.

Kencan pertama memang menegangkan, tapi jangan sampai rasa gugup Anda terendus si dia. Saat suara Anda mulai terdengar gemetar, berhenti sejenak dan tarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan pembicaraan. Hindari mengetukkan jari atau mengayun-ayunkan kaki sebagai tanda grogi.

2. Jangan bawel!

Hubungan asmara menyatukan dua kepala menjadi satu, maka jika Anda terlalu mendominasi pembicaraan saat kencan pertama, si dia sudah tahu bagaimana rasanya jika Anda menjadi kekasihnya. Jangan lupa bahwa Anda sedang berada dalam obrolan dua arah, jadi beri kesempatan bagi si dia untuk menceritakan banyak hal.

3. Apa yang harus dibicarakan?

Nah, ini intinya. Mulai dengan hal-hal ringan yang digemari banyak orang. Film terbaru atau restoran favorit, menjadi starter yang baik untuk memulai obrolan. Setelah tahapan pertama berhasil dilewati, Anda dapat menyodorkan topik lain yang lebih pribadi, seperti membahas masalah keluarga dan pekerjaan.

4. Jawaban padat dan jelas

Ingat, ini baru kencan pertama. Jika Anda membicarakan soal pekerjaan, batasi hingga profesi macam apa yang Anda jalani dan bagaimana Anda melakukannya. Hindari obrolan sensitif, seperti bos yang bawel, rekan kerja tukang gosip, atau betapa kecilnya gaji Anda. Obrolan seperti itu lebih baik nanti saja, deh.

Sumber Artikel

No comments:

Post a Comment